Ingkling merupakan salah satu permainan anak yang cukup populer di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Walaupun cukup populer di kalangan masyarakat pedesaaan, belum ada data yang menjelaskan dari mana asal mula permainan ini. Cak ingkling biasanya di mainkan oleh anak dari 7-12 tahun. Jika hanya dimainkan oleh dua orang anak, makan untuk menentukan siapa yang berhak bermain terlebih dahulu ditentukan melalui pingsut. Sedangkan jika lebih dari dua orang, maka penentuan urutannya dilakukan dengan hompimpa. Oleh karena pemain pertama mempunyai kesempatan lebih besar untuk memiliki kotak ingkling, maka mereka akan berusaha agar pada saat pingsut atau hompimpa menjadi pemenangnya.
Cara bermainnya mudah yaitu:
Mengumpulkan anak yang hendak bermain.
Membuat gacuk ingkling, gacuk biasanya berasal dari benda-benda yang banyak tersedia di sekitar mereka, seperti pecahan genteng atau tegel.
Membuat lapangan yaitu lapangan datar berupa tanah atau tanah bersemen sekitar 2 X 3 meter. Lapangan datar tersebut kemudian diberi garis dengan menggunakan gacuk, atau menggunakan kapur tulis jika tanahnya bersemen, yang bentuknya disesuaikan dengan jenis ingkling yang hendak dimainkan. Ada ingkling pesawat yang bentuknya menyerupai pesawat; ingkling gunung dan ingkling kitiran (kincir angin) yang bentuknya seperti gunung dan kitiran; ingkling saruk yang dimainkan dengan susunan kotak ingkling pesawat dan ingkling segi empat. Disebut ingkling saruk karena gacuknya disaruk (ditendang dengan menggunakan ujung kaki).
Lalu ketika lapangan sudah jadi kita tinggal Melompat-lompat dengan satu kaki sambil memegang gacuk. Setelah itu Melompat-lompat dengan satu kaki sambil menyaruk gacuk.
Lalu permainan ini memiliki manfaat yaitu:
Melatih dan meningkatkan fisik anak.
Menghilangkan stres dan menumbuhkan keceriaan
Bersosialisasi dan bernegosiasi.
Membangun kreativitas dan sportivitas.
Menaati aturan dan mengenal lingkungan
Tetapi seiring berjalannya waktu permainan cak ingkling ini semakin jarang di mainkan oleh anak-anak lantaran mereka lebih tertarik pada mainan yang lebih menarik seperti gadjet,playstation dan lain-lain.Oleh karenanya, perlu kiranya setiap orang tua, para guru, dan para pemangku kepentingan untuk secara bersama-sama menghidupkan kembali permainan tradisional, termasuk ingkling
Sumber:http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2260/permainan-ingkling